Tak dapat dipungkiri lagi kalau semua orang tentu memiliki masalah. Dari sejak tubuh ini hadir di dunia hingga kelak hengkang dari dunia. Sejak lahir kita memiliki masalah, tentu saja mempunyai masalah dalam hal keterbatasan. Seorang bayi tidak dapat melakukan hal apapun sendiri, tubuhnya yang masih sangat ringkih dan sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang dewasa, yaitu orang tuanya.
"Segala sesuatu adalah masalah, tergantung bagaimana kita menganggap hal itu sebagai masalah, bukan masalah, atau bahkan berkah." _quote by : citrapradipta.com
Masalah itu unik, semua hal apapun itu dapat menjadi masalah bagi manusia. Tinggal manusianya itu sendiri yang secara alami menjudge bahwa hal tersebut merupakan masalah atau bukan. Sebagai contoh, orang kaya tidak masalah untuk membiayai anaknya kuliah di jurusan kedokteran, namun orang yang memiliki keterbatasan finansial, tentu itu akan menjadi masalah baginya. Mengingat biaya kuliah di kedokteran amatlah mahal.
Sebenarnya, masalah itu muncul dari sudut pandang kita sendiri. Kita sendiri yang menjadikan suatu hal itu masalah atau bukan. Seperti orang yang memiliki keterbatasan finansial tadi, dia tetap dapat menganggap biaya kuliah di kedokteran itu bukan masalah. Sebab, ia yakin kalau anaknya akan mendapatkan beasiswa selama kuliah di kedokteran.
Sedangkan orang kaya dapat menganggap kuliah di kedokteran adalah masalah. Kenapa? Sebab, anaknya kurang mampu menguasai pelajaran IPA, sehingga dikhawatirkan akan sang anak akan kesulitan saat kuliah dan nilai saat kuliah menjadi kurang baik.
Sedangkan orang kaya dapat menganggap kuliah di kedokteran adalah masalah. Kenapa? Sebab, anaknya kurang mampu menguasai pelajaran IPA, sehingga dikhawatirkan akan sang anak akan kesulitan saat kuliah dan nilai saat kuliah menjadi kurang baik.
Masalah bagi kita, terkadang malah menjadi berkah bagi orang lain. Seperti masalah pada saat ini yaitu banjir di ibukota Jakarta. Tentu menjadi masalah bagi banyak orang, namun itu menjadi berkah bagi para tukang ojek, karena penghasilannya bertambah menjadi Rp.700.000,-/hari. Karena saat banjir banyak orang yang memilih menggunakan jasa ojek. Hal serupa terjadi pada jasa penyebrangan dengan perahu karet di daerah rawan banjir Jakarta. Masih banyak contoh yang dapat kita ambil dari kehidupan ini, saya harap anda dapat merenungkannya sendiri.
Segala sesuatu hal tersebut memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda, semakin kuat pengaruhnya maka akan semakin pula seseorang menganggap hal itu adalah masalah yang besar. Begitu pula sebaliknya. Misalnya apabila terjadi hal sakit parah dan perlu sampai diopname, tentu banyak orang yang menganggap itu sebagai masalah berat. Tapi tetap saja ada yang menganggap itu berkah (meski sedikit), sebab orang itu tahu bahwa sakit akan dapat mengurangi dosa-dosanya di dunia. Dan saat sakit, akan ada terjadi silaturahmi dengan saudara dan juga teman yang sangat jarang bertemu. Ya, mereka datang untuk menjenguk pasien tersebut, membuat semakin erat tali silaturahmi di antara mereka. Itu dapat dianggap sebagai berkah. Untuk itu dalam agama Islam, kita diajarkan untuk selalu bersyukur walau dalam keadaan apapun.
Cobalah sejenak kita berpikir kritis, akan dapat kita sadari bahwa jaman sekarang keadaannya makin amburadul. Bagaimana tidak, makin banyak manusia yang pamer masalah-masalah mereka. Ada masalah ini, update di facebook. Ada masalah itu, update di twitter. Sampai-sampai orang yang tidak ia kenal pun tahu dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Hebat kan?
Segala sesuatu hal tersebut memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda, semakin kuat pengaruhnya maka akan semakin pula seseorang menganggap hal itu adalah masalah yang besar. Begitu pula sebaliknya. Misalnya apabila terjadi hal sakit parah dan perlu sampai diopname, tentu banyak orang yang menganggap itu sebagai masalah berat. Tapi tetap saja ada yang menganggap itu berkah (meski sedikit), sebab orang itu tahu bahwa sakit akan dapat mengurangi dosa-dosanya di dunia. Dan saat sakit, akan ada terjadi silaturahmi dengan saudara dan juga teman yang sangat jarang bertemu. Ya, mereka datang untuk menjenguk pasien tersebut, membuat semakin erat tali silaturahmi di antara mereka. Itu dapat dianggap sebagai berkah. Untuk itu dalam agama Islam, kita diajarkan untuk selalu bersyukur walau dalam keadaan apapun.
Fenomena Masa Kini
Cobalah sejenak kita berpikir kritis, akan dapat kita sadari bahwa jaman sekarang keadaannya makin amburadul. Bagaimana tidak, makin banyak manusia yang pamer masalah-masalah mereka. Ada masalah ini, update di facebook. Ada masalah itu, update di twitter. Sampai-sampai orang yang tidak ia kenal pun tahu dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Hebat kan?
Sadarlah wahai manusia, social media bukan tempatnya mengeluh. Apa kalian tidak malu kalau masalah pribadi kalian diketahui orang banyak. Bahkan ada yang mengeluh karena tidak dibelikan gadget oleh orang tuanya, kita jadi tahu kalau dia adalah anak yang tidak berbakti pada orang tua dan bisanya cuma minta. Ada yang mengeluh merasa disakiti karena dikhianati, kita jadi tahu kalau dia orangnya sangat rapuh hatinya.
Bukan hanya sampai di situ saja, tulisan status maupun tweet itu pun mampu mempengaruhi pembacanya. Ya tentu saja bisa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila kita melihat status atau tweet yang baik dan memotivasi tentu kita feel good. Nah, itu berlaku juga kebalikannya.
Bahkan status/tweet tersebut dapat menjadi doa bagi penulis maupun pembaca status tersebut. Ya, kata-kata adalah doa, entah itu ucapkan ataupun sekedar dibaca dalam hati. Saat kita membaca status entah itu baik atau buruk, secara tidak sengaja kita turut berperan serta menyumbang energi untuk si penulis status (turut meng-amini). Kalau status nya baik tentu itu malah bagus. Nah bagaimana kalau tidak baik?
Bahkan status/tweet tersebut dapat menjadi doa bagi penulis maupun pembaca status tersebut. Ya, kata-kata adalah doa, entah itu ucapkan ataupun sekedar dibaca dalam hati. Saat kita membaca status entah itu baik atau buruk, secara tidak sengaja kita turut berperan serta menyumbang energi untuk si penulis status (turut meng-amini). Kalau status nya baik tentu itu malah bagus. Nah bagaimana kalau tidak baik?
Seberapa Hebat Masalahmu?
Seberapa hebat masalahmu? Sebuah kalimat yang tiba-tiba muncul di saat diri ini sedang merenungkan kehidupan. Sebuah sosok kalimat sederhana nan angkuh, menyatakan bahwa ia memiliki makna yang sangat berat dan jauh dari kata sedehana. Ingin sekali diri ini menyangkal. Namun apalah daya, fakta tersebut memang benar apa adanya.
"Kualitas diri seseorang berbanding lurus dengan seberapa besar masalah yang datang kepadanya." _quote by ; citrapradipta.com
Tahukah kalau sebenarnya kualitas diri seseorang itu berbanding lurus dengan tingkat masalah yang sedang seseorang hadapi? Semakin hebat seseorang maka semakin hebat masalahnya. Ini juga sering muncul di film-film bertemakan superhero. Dimana tokoh utama memiliki kemampuan lebih dibandingkan dari yang lain, maka tanggung jawab dari pemilik kekuatan itu sangatlah besar. Yaitu tanggung jawab untuk menyelamatkan dunia. Ingat, Allah tidak akan memberikan suatu cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Nah, coba kita renungkan. Sudah sampai dimanakah kemampuan kita?
Jadi, jangan merasa hebat kalau masalah yang sedang dihadapi itu cuma masalah-masalah kecil. Karena bisa jadi kalau kualitas diri kita masih sangatlah rendah. Allah masih menganggap kita tidak layak untuk diberi masalah yang besar. Sebab, Allah tahu kalau kita pasti tidak mampu menanggung beban itu.
Anda tahu presiden kan? Kita tahu bahwa presiden adalah orang yang hebat. Dan pastilah kita tahu kalau masalah yang beliau hadapi sangatlah berat. Ya, itulah kualitas beliau sang presiden. Beda sekali dengan masalah yang kita hadapi. Masalah kita yang apabila dihadapi presiden mungkin ia akan merasa biasa saja.
Bukankah kita sadari bahwa masalah yang kita hadapi semakin lama semakin lebih berat. Namun, setelah kita melalui masalah itu kita merasa masalah itu terasa biasa saja. Apabila itu yang kita rasakan berarti kita sudah naik tingkatan. Mental kita sudah lebih terasah dan kuat karena telah ditempa oleh masalah tersebut. Contoh sederhana, Ujian Nasional SMP menjadi sosok menakutkan bagi anak SMP. Namun setelah menjadi anak SMA, UN SMP sudah tidak terasa menakutkan lagi. Soal UN SMP akan terasa lebih mudah, karena jelas dia telah melaluinya sehinggal mentalnya terasah. Dan pula ilmunya sudah cukup banyak, sehingga jelas akan lebih mudah mengerjakan soal UN SMP.
The point is makin besar masalah yang seseorang hadapi, maka semakin besar kualitas seseorang tersebut. Ya, masalah hebat hanya untuk orang hebat.
Bukankah kita sadari bahwa masalah yang kita hadapi semakin lama semakin lebih berat. Namun, setelah kita melalui masalah itu kita merasa masalah itu terasa biasa saja. Apabila itu yang kita rasakan berarti kita sudah naik tingkatan. Mental kita sudah lebih terasah dan kuat karena telah ditempa oleh masalah tersebut. Contoh sederhana, Ujian Nasional SMP menjadi sosok menakutkan bagi anak SMP. Namun setelah menjadi anak SMA, UN SMP sudah tidak terasa menakutkan lagi. Soal UN SMP akan terasa lebih mudah, karena jelas dia telah melaluinya sehinggal mentalnya terasah. Dan pula ilmunya sudah cukup banyak, sehingga jelas akan lebih mudah mengerjakan soal UN SMP.
The point is makin besar masalah yang seseorang hadapi, maka semakin besar kualitas seseorang tersebut. Ya, masalah hebat hanya untuk orang hebat.
yaps.. masalah yang dihadapi seseorang menunjukkan kualitas orang yang mengalami masalah tersebut. cuma kadang banyak yang nggak nyadar kalau dirinya mampu menghadapi masalah tersebut :)
BalasHapusBetul sekali. Banyak yang tdk sadar klo dirinya mampu menghadapi masalah yg datang padanya. Pdhal sudah jelas klo Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya :)
HapusSetiap diri memiliki masalah yang berbeda, sesuai kemampuannya... Tinggal bagaimana kita menyikapi dengan dewasa
BalasHapusIya gan, bahkan mungkin malah diri kita sendiri yang bermasalah :-D
HapusSo kesimpulan yang dapat diambil adalah jika ingin hebat sering sering cari masalah aja ya mas? (Na na na saatnya cari masalah) hihihi
BalasHapusHaha hebat bgt kesimpulannya. Yap bisa tuh cari masalah. Asal inget, carilah masalah dengan elegan.
HapusContohnya bisa dengan ade kuliah S2 di luar negeri. Dari situ bakal banyak muncul masalah yg dteng. Nah masalah2 yg itu bakal membantu kita untuk jauh berkembang :-)
Mau ngebiayain kuliahku diluar negri? Asiiik *joged-joged*
BalasHapushaha itu juga cari masalah lagi dek...
Hapusmasalahnya yaitu gmn caranya bujuk aku buat biayain kuliahmu di luar negeri :-)
Banyak yang punya masalah lebih berat tapi mampu mengatasinya..
BalasHapusBerarti mereka itulah orang2 hebat :D
HapusMungkin anak-anak zaman sekarang lagi krisis kepercayaan diri :-s karena mereka enggak punya orang yang bisa diajak bicara maupun diajak sharing, makanya buat dapet perhatian banyak orang dia update di socmed :D
BalasHapusMungkin bisa jadi, tp kenyataannya mereka punya kok sahabat untuk curhat. hehe
HapusIntinya mereka ingin eksis di sosmed, namun mereka salah dalam meng-eksiskan diri :)
kalau saya nih ya, saya lebih memilih mencari masalah sebanyak-banyaknya karena dari setiap permasalahan ada pembelajaran bagi saya sehingga kedepannya bisa jadi lebih baik
BalasHapusHaha, ini orang malah cari masalah.
HapusMeski mau cari masalah, pinter-pinter milih masalahnya bro.
Cari masalah yang elite :D
Quotenya bener banget. Tergantung kitanya aja menganggap masalah itu sebagai apa.
BalasHapusPamer masalah di socmed udah sering banget dijumpai. Padahal, gak seharusnya dibeberin ke publik. Mereka cuma nyari simpati dari temennya kalo dia lagi ada masalah, gitu sih kayaknya
Yup, tergantung kapasitas diri kita :D
HapusHaha yang penting eksis gt yah.
Menurutku malah kasian orang-orang yang seperti itu
Quotenya bagus banget.. bener sih masalah di satu orang bisa jadi adalah keuntungan bagi orang lain. Walau kayaknya bahagia diatas penderitan orang gitu
BalasHapusIya hampir setiap hari buka fb ada aja yg update status masalahnya. Apa masalah akan selesai jika cuma uodate status doang? Nggak kan..
Haha, emang begitu. Namun ya rezeki sudah ada yang mengatur. Seperti profesi tukang gali kubur kan malah senang kalau ada yang meninggal. Jadinya bisa dapat duit.
HapusWkwk tentu saja ga bisa. Bagi mereka yang penting eksis :D
Masalah hebat, hanya untuk orang hebat. Gue percaya, sih. Karena semua orang si zaman sekarang ini, mencari yang lebih baik, bukan berusaha untuk memperbaiki diri.
BalasHapusSoal sosmed, gue emang rada gimana gitu sama kedua jejaring sosial yang punya rating terbaik di dunia itu.
Gue sendiri, lebih seneng membuat sebuah perumpamaan masalah, bukan curhat. "Eh, pacarku kok gk ada kabar, ya." Fretttt.
Pada intinya, masalah itu ada, untuk membuat kita lebih dewasa (bijak). Bukan justru ada masalah, kita pergi dari keadaan itu. "Gak ngerti, ya udah."
Wah betul banget,
Hapusmasalah itu untuk membuat kita makin memperbaiki diri :D
wkwk ngerti donk om :p
masalah itu hadir dari sudut pandang kita, tepat ane suka ini Quote, kadang masalah adalah alarm agar kita siap untuk berubah. :)
BalasHapusYap,
Hapusmasalah atau bukan itu tergantung dari kapasitas diri kita sendiri bro :D
ngena nih, kritis lu bro.
BalasHapussemua masalah pasti ada jalan keluarnya, tergantung darimana kita melihatnya..
dan bener, masalah itu bisa menjadi patokan kita untuk berubah ke arah yang lebih positif.
semua masalah pasti bisa diselesaikan!
Mahasiswa memang harus kritis bro, haha
HapusIni tergantung persepsi masing-masing orang dalam menanggapi masalahnya :D
kita dilahirkan di dunia aja itu udah masalah. ya kenapa bayi ketika baru pertama lahir di dunia semuanya keluar dengan kondisi menangis,karena bayi tersebut tahu dunia adalah tempatnya masalah,dan mereka tak sanggup menghadapi masalah yang begitu besar ini.
BalasHapusselama hidup kita masih dikelilingi dengan masalah,berarti kita masih tergolong orang yang hebat.
Haha mungkin bayinya takut kalo di dunia itu sumber masalah, jadi bayi nya pengen masuk lagi ke kandungan dh :3
HapusYap, manusia sudah pasti bakal terkena masalah.. hehe tinggan entah itu masalah sepele atau masalah besar :)
Sebenernya apapun bisa jadi masalah, tergantung cara pikir kita. Masalah gue aja banyak karena gue berpikir kalau hidup gue ini udah cukup bermasalah hha
BalasHapusSetuju sih kalau di medsos itu bukan tempat buat ngeluh, sebenernya ngeluh itu boleh dan manusiawi asal jangan kebablasan aja hhe
Wkwk, msalah nya bertumpuk dah.. Yoo dawg :P
HapusHehe ngeluh itu boleh, tapi ngeluh kepada yang ahli nya. Seperti psikolog, haha
Yang lebih cocok lagi adalah, bersabar :D
Iya bener juga, kita punya Tuhan yang lebih besar dari masalah. Lantas kenwpa kita mempermasalahkan masalah. Masalah juga kadang soal cara pandang, tergantung kita apakah menjadikan itu masalah atau tidak. :)
BalasHapusBeberapa hari lalu saya juga baca artikel keren tentang beryukur, kalo kita mensyukuri hal-hal kecil insya Allah, masalah sebesar apapun akan dirasa mudah. :D
Betul sekali bro, besar kecilnya masalah itu tergantung dari suduh pandang manusianya. Hhe
HapusKita memang harus selalu bersyukur nih bro :D
Masalah yang hebat hanya untuk orang hebat. Bener banget nih kata-katanya.
BalasHapusBenar, suatu masalah yang datang tidak akan lebih sulit dari kemampuan yang kita miliki. Hanya saja kita yang terlalu membuat sulit masalah itu.
Kalau misal gini mas, ada orang yang update masalahnya dengan keluarganya, terus ada yang menanggapi dan menganggap dia salah karena mengupdate masalah pribadinya di social media. Tetapi yang buat status malah marah dan menganggap yang komentar itu tidak tau masalahnya tapi ikut campur. Apa orang yang update status benar ?
Update status ttng msalah pribadi nya saja sudah dpt di bilang salah.
HapusUpdate status konsekuensi nya adalah di lihat dan di komen orang lain. Nah, brarti yang bikin status harus siap untuk itu.
Nah, ternyata dia belum siap. Saat ada yang komen, eh dianya marah.. Hehe itu yang dinamakan labil emosi nya
yang namanya hidup sudah pasti dapat masalah,bagaimana kita menanggapinya aja sih ya,, :)
BalasHapusNah itu point penting nya, hidup itu selalu ada masalah. Hehe tinggal bagaimana sudut pandang nya kita saja yg menanggapi nya :D
Hapus